Selasa, 22 Oktober 2013

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PERANAN EKSEKUTIF DALAM MENGARAHKAN PERUSAHAAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERENCANAAN JANGKA PANJANG


NAMA       : SYIFA RAGUSTIA P
KELAS       : 3DA01
NPM           : 48211267





UNIVERSITAS GUNADARMA
JL.MARGONDA RAYA NO.100 - DEPOK
PENDAHULUAN
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang cukup kompleks. Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi, sumber daya yang berkualitas, dan yang paling penting komitmen perusahaan. SIM berguna untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.  
Istilah eksekutif diterapkan agak bebas. Eksekutif sering dikaitkan dengan perencanaan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional, manajer pucuk akan menerima semua informasi dari subsistem-subsistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut.
Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tangga
















ISI
Eksekutif memiliki tanggung jawab yang unik dan terlibat dalam proses berpikir yang unik, mereka juga memiliki kebutuhan informasi yang unik. Ada 3 penelitian mengenai penggunaan informasi oleh eksekutif :
·         Penelitian Mintzberg; orang pertama melakukan penelitian formal mengenai kebutuhan informasi eksekutif. Ada 5 kegiatan dasar yang membentuk waktu CEO – tugas administrasi (desk work) 22%, panggilan telepon 6%, pertemuan tak terjadwal 10%, pertemuan terjadwal 59%, dan kunjungan 3%.
·         Penelitian Jones dan McCleod; penelitian mengenai arus informasi masuk dari 5 eksekutif. Para eksekutif tersebut mencakup CEO suatu rangkaian toko pengecer, CEO suatu bank, presiden direktur suatu perusahaan asuransi, wakil presiden direktur keuangan, dan wakil presiden direktur perpajakan.
Ada tiga penemuan penelitian yang paling menonjol :
·          Sebagian besar informasi eksekutif berasal dari sumberdaya lingkungan, tetapi informasi intern diberi nilai lebih tinggi.
·          Sebagian besar informasi eksekutif berbentuk tertulis, tetapi informasi lisan diberi nilai lebih tinggi.
·          Para eksekutif mendapatkan sangat sedikit informasi langsung dari komputer. Tidak ada sistem informasi eksekutif yang sepenuhnya berbasis komputer.

Penelitian Rockart dan Treacy. Sukar untuk membedakan usaha pada sistem informasi eksekutif antara penelitian Mintzberg dan penelitian 1980-an oleh John Rockart dan Michael Treacy, keduanya dari MIT. Salah satu hasil penelitian mereka yang
menyatakan bahwa dari 16 perusahaan yang diamati satu dari 3 pejabat puncak – sangat sering CEO – menggunakan sendiri komputer. Salah satu pendukung komputer yang paling berdedikasi adalah Ben W. Heineman, CEO dari Northwest Industries. Istilah Sistem Informasi Eksekutif (SIE) pertama kali muncul dalam laporan penelitian Rockart dan Treacy. Para peneliti tersebut menemukan :
·         Tujuan sentral : eksekutif menggunakan informasi computer terutama dalam perencanaan dan pengendalian.
·         Inti data bersama : database berisi informasi mengenai berbagai industri, pelanggan, pesaing dan unit-unit bisnis dalam 3 periode waktu : masa lalu, kini, dan masa depan.
·          Dua metode penggunaan utama : eksekutif menggunakan EIS untuk mengakses status saat ini dan memproyeksikan trend serta melakukan analisis pribadi atas data.
·          Organisasi pendukung : para eksekutif dibantu oleh pelatih EIS dan sopir EIS. Pelatih EIS adalah anggota staf eksekutif, jasa informasi atau organisasi konsultasi luar yang menyediakan bantuan dalam memulai sistem. Sopir EIS adalah anggota staf eksekutif yang mengoperasikan peralatan bagi eksekutif.



Tugas para eksekutif dan pemilik perusahaan dalam menjalankan bisnisnya agar lebih baik ke depannya adalah :
  1. Mengelola SDM, dimana seorang pebisnis dapat menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain atau bagaimana mempengaruhi orang lain ( SDM ) agar dapat melaksanakan apa yang diperintahkan.
  2. Membuat keputusan tentang sumber daya dan operasi, bagaimana mengelola sumber daya-sumber daya ekonomi dan mengelolanya menjadi lebih baik, dan pertimbangan dengan kebijakan eksternal seperti aturan-aturan dari Pemerintah.
  3. Mengelola keuangan dan pelaporannya, dimana setiap aktifitas pemasukan atau pengeluaran, serta harta  serta hutang dan modal, dibuat pelaporannya agar semuanya dapat termonitor dengan baik, sehingga dapat di ketahui kerugian atau keuntungan suatu bisnis.
  4. Pengelolaan penjualan dan pemasaran,dimana kita ketahui penjualan      dan pemasaran produk merupakan urat nadi dalam perusahaan atau bisnis. Tanpa kesuksesan penjualan atau pemasaran, maka perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuannya, yaitu laba.
  5. Mengarahkan bisnis ke depan, melakukan perencanaan strategis yang merupakan piranti utama untuk pengelolaan aspek-aspek jangka panjang dalam bisnis dan cara peningkatan produktifitas, perbaikan kualitas serta pengelolaan informasi.
PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN
          Perencanaan strategisadalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk pengalokasian sumber dayanya untuk mencapai strategi ini.






MANFAAT DAN PERANAN RENCANA STRATEGIS
·         Menentukan batasan / bisnis.
·         Memberikan arahan perusahaan.
·         Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan.
·         Komunikasi timbale balik.
·         Menjaga kebijakan yang taat atas asas dan sesuai .
·         Menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi.
·         Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan.

SIM UNTUK PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:

·         Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing
·         Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
·         Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan.










Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.      Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sisitem informasi secara kritis.
3.      Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4.      Mengidentifikasi kebutuhanakan keterampilan pendukung informasi.
5.      Menetapkan investasi yang akan di arahkanpada sistem informasi.
6.      Mengantisipasi dan memahami konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
7.      Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
8.      Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi mengurangi biaya dan mengahasilkan pendapatan sebagia salah satu produk atau pelayan mereka.
9.      Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
MODEL PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Hax dan Majluf (1984) membedakan dua macam proses manajemen startegis yaitu, tiingkat unit usaha (business) dan badan usaha (corporate).
Business Strategic Planning :
·         Misi unit usaha.
·         Perumusan startegi usaha dan program menyeluruh.
·         Perumusan dan evaluasi program khusus.
·         Alokasi sumber daya dan pengukuran kinerja untuk pengendalian manajemen.
·         Penganggarantingkat unit usaha.
·         Pengesahan penganggaran dari dana startegis dan operasional.
Coprorate Strategic Planning:
·         Visi badan usaha.
·         Postur startegis dan pedoman perencanaan
·         Misi unit usaha.
·         Perumusahan startegi dan program kerja menyeluruh.
·         Perumusan strategi fungsional.
·         Penganggaran tingkat unit usaha.
·         Penganggaran tingkat fungsional.
·         Konsolidasi penganggaran dan pengesahan dana strategis dan opersional
·         Alokasi sumber daya dan penetuan pengukuran kinerja.



DAFTAR PUSTAKA
·         busmaniar.wordpress.com
·         rinda.blogspot.com
·         Bab 13_sistem_informasi_eksekutif











Peranan Manajer Dalam Pengelolaan Manajemen Informasi di Perusahaan

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2QqMEjhHIrnuY8EJme2j-peyfnsYQ8Q6-unqrFwi79AikMtc2y1LQC51ESnt8KpqPfIWs8Yt6RLbYG4otnCeNfojBRDLbogQRJd3wQxjZyXAyDp2RXbzBD3qwUbqwXrINiRus0jyn2Xub/s320/logo+gunadarma.jpg

NAMA       : SYIFA RAGUSTIA P
KELAS       : 3DA01
NPM           : 48211267






UNIVERSITAS GUNADARMA
JL. MARGONDA RAYA NO.100 - DEPOK

PENDAHULUAN
Definisi manajer adalah orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran dan memiliki tanggung jawab seluruh bagian pada suatu perusahaan atau organisasi. Seorang manajer merencanakan apa yang akan mereka lakukan (dalam ukuran jangka pendek, menengah dan Panjang), manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa perusahaan,  Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.


















ISI
Dalam pembahasan pada materi SIM, yang akan dibahas lebih lanjut adalah peranan manajer dalam pengelolaan management informasi di perusahaan. Peran manajer bisa kita katakan sangat berpengaruh pada mutu kinerja karyawannya untuk mencapai hasil maksimal. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum,
sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.
Ø  Tingkatan manajer
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas:
·         Manajemen Lini Pertama ( First-Line Management ).
dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
·         Manajemen Tingkat Menengah ( Middle Management ).
mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
·         Manajemen Puncak ( Top Management ).
dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Selain keberadaan manajer itu ada di berbagi tingkatan organisasi atau perusahaan. Manajer juga dijumpai dalam Bidang Fungsional perusahaan, tempat berbagai sumberdaya dipisahkan menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Pembagian bidang fungsional pada umunya yaitu seperti :
·         Bidang fungsional keuangan (Finance).
·         Bidang fungsional jasa informasi (Information Services).
·         Bidang fungsional pemasaran (Marketing).
·         Bidang fungsional sumber daya manusia (Human Resources).
·         Bidang fungsional manufaktur (Manufacturing).
Selanjutnya, dengan tugas manajer secara umum (Henry Fayol,1914) :
·         Perencanaan (Planning).
·         Penataan atau pengorganisasian (Organizing).
·         Penyusunan staff (Staffing).
·         Pengarahan (Directing).
·         Pengawasan (Cotrolling).

Ø  Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
·         Perilaku terhadap karyawan.
·         Perilaku terhadapa lingkungan.
·         Perilaku terhadapa agen ekonomi lainnya.

Ø  Pengertian Konflik Organisasi
Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007, di adaptasi) terdapat beragam jenis konflik :
·         Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen kompensasi dan karir.
·         Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya, dan pemasaran.
·          Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan. Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.
·         Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.

Ø  Pengelolaan Konflik
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan :
·         Disiplin.
·         Pertimbangan Pengalaman dalam Tahap Kehidupan.
·         Komunikasi.
·         Mendengarkan Secara Aktif.

Ø  Teknik atau keahlian untuk mengelola konflik
Ada beberapa pendekatan dalam resolusi konflik yaitu tergantung pada :
·         Konflik itu sendiri.
·         Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya .
·         Keahlian idividu yang terlibat dalam penyelesaian konflik.
·         Pentingnya isu yang menimbulkan konflik.
·         Ketersediaan waktu dan tenaga.

Ø  Fungsi utaama manajemen :
·         Manajemen Administratif.
·         Manajemen Operatif.

Ø  Peran Manajerial
Menurut Henry Mintzeberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:


1.      Peran Antar Pribadi.
Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2.      Peran Informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara..
3.      Peran Pengambil Keputusan.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Seorang manajer yang berhasil harus banyak memiliki keahlian. Dari sekian banyak keahlian tersebut, terdapat dua keahlian yang mendasar yaitu ;
·         Keahlian Komunikasi (Communication Skill).
Manajer senantiasa berkomunikasi dengan bawahannya, atasannya, orang-orang lain di unit dalam perusahaan dan orang lain di luar perusahaan. Media yang digunakan bisa berupa media tertulis atau lisan. Tiap manajer memiliki pilihannya tersendiri dan menyusun suatu paduan media komunikasi yang sesuai dengan gaya manajemennya.
·         Keahlian Pemecahan Masalah (Problem Solving).
Sebagai suatu kegiatan yang mengarah pada solusi dari suatu permasalahan. Selama proses pemecahan masalah, manajer terlibat dalam pengambilan keputusan (decision making), yaitu tindakan memilih dari berbagai alternative tindakan. Pada umumnya, manajer perlu membuat keputusan ganda dalam proses pemecahan suatu permasalahan tunggal.























KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam mengelola konflik dalam suatu organisasi itu sangan penting diantaranya:
·         Manajer sebagai mediator dalam memcahkan masalah.
·         Manajer sebagai konsultan terhadap bawahan.
·         Manajer sebagai motivator terhadap organisasinya.
·         Manajer mempunyai peran penting dalam mengambil keputusan.
·         Seorang manajer diharuskan bisa menguasai semua permasalahan dan dapat diselesaikan dengan musyawarah dan pemikiran yang baik sebelum memutuskannya.

Selain itu seorang manajer juga diharapkan bisa menjadi teman sekaligus sebagai orang tua dalam organisasi sehingga dengan keadaan seperti itu perkembangan organisasi bisa diciptakan dengan baik dan dapat mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi dalam organisasinya. Manajer dan sistem informasi, sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu




DAFTAR PUSTAKA